March 20, 2005

Hikmat Sorgawi (3)

Yakobus 3 : 15 - 18
Mengapa banyak orang menuntut ilmu, tapi sedikit sekali yang menuntut hikmat sorgawi? Karena manusia dibutakan oleh profitisme. Menuntut pengetahuan tidaklah salah, karena manusia yang Tuhan cipta punya keinginan menggali sebanyak mungkin pengetahuan, mengaktualisasi perkembangan dirinya. Pengetahuan memang penting, tapi pengetahuan berbeda dengan bijaksana, bijaksana bagaikan fondasi, meski tak nampak, namun dialah penopang bangunan tinggi yang nampak. Bolehkah orang Kristen hanya menuntut pengetahuan tapi tidak mau menuntut bijaksana? Tidak! Kita perlu fondasi hidup, juga perlu mengutamakan arah ketimbang fasilitas, pimpinan dari atas ketimbang perjuangan individu yang tidak berarah. Semua ahli perang, politikus punya pengetahuan, tapi kalau mereka juga punya bijaksana, dia akan dijadikan teladan dari zaman ke zaman. Bukankah saat kita mendengar nama Hitler, Ceaucescu , diktator-diktator, kita merasa muak, tapi saat kita mendengar nama Abraham Lincoln, Gandhi, selalu teringat akan hal-hal yang indah? Mengapa kita rela mengirim uang 30.000 dollar, bahkan 50.000 dollar per tahun untuk studi anak-anak kita di Amerika? Karena kita mengharapkan mereka sukses. Itu sebabnya, ajaklah anak-anakmu mendengar Firman Tuhan, agar benih iman tertanam dalam diri mereka, sampai mereka punya rasa takut pada Tuhan, bijaksana sorgawi, iman yang teguh, pengertian kebenaran yang membuat hubungannya secara vertikal dengan Tuhan maupun secara horizontal dengan sesama beres, kemanapun dia pergi, kau akan merasa lega. Saya adalah ayah dari 4 anak, jika mereka hanya menyandang titel, tapi tidak punya relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama, saya tetap menganggap diri sebagai ayah yang gagal dan mereka adalah anak yang terhilang. Apakah orang yang menyandang banyak titel pasti punya bijaksana sorgawi? Tidak! Itu sebabnya, jangan menghina mereka yang dari lubuk hatinya patuh pada Tuhan. Karena bijaksana jauh lebih penting, lebih mendasar ketimbang ilmu. Di Yoh. 3 terdapat statement: to be born from above ----bom atom yang Yesus letakkan pada kalangan intelektual tertinggi. Siapakah itu Nikodemus? Dia punya latar belakang pendidikan tertinggi, punya nama besar di kalangan orang Yahudi. Tapi Yesus berkata padanya: kau harus diperanakkan pula (bahasa Gerikanya bisa diterjemahkan: you should be born from above).Kalau kita membandingkannya dengan Yak. 3, kita tahu, ada dua perkara dari atas: hidup dan bijaksana; hidup sorgawi itu hidup baru, sementara bijaksana sorgawi itu wawasan baru. Orang yang memiliki hidup sorgawi, wawasannya pasti berbeda dengan orang dunia. Sebagaimana angin bertiup seturut kemauannya sendiri, begitulah juga orang yang diperanakkan oleh Roh Kudus. Maksudnya, dalam hal diperanakkan pula, manusia berperan pasif, Roh Kuduslah yang berperan aktif. Sejarah mencatat, saat Nikodemus tua, dia meninggalkan semua reputasinya, demi mengikut Yesus. Membuktikan bahwa dia terus menggumuli kalimat yang malam itu dia dengar dari mulut Yesus, karena niat hatinya menemui Yesus bukan untuk membanggakan statusnya sebagai orang Farisi, atau agama yang selama itu dia anut, melainkan untuk belajar. Semakin hari semakin saya temukan ada dua jenis majelis atau pendeta:1. yang menganggap dirinya cukup hebat dan tidak mau belajar. 2. yang sudah hebat, tapi masih merasa dirinya tidak tahu apa-apa, mau belajar dan belajar. Nikodemus termasuk kategori kedua, maka saat dia menemui Yesus, dia memanggilNya :Rabi¡, menandakan bahwa dia mengakui Yesus adalah Rabi di atas segala Rabi, --itulah rendah hati. Saat dia menemukan, di dalam diri Yesus ada sesuatu yang tidak dia temukan baik di buku, tradisi maupun sistem pendidikan orang Farisi, dia berkata: Rabi, aku tahu, jika Allah tidak menyertai, tak seorangpun sanggup melakukan mujizat yang Kau lakukan. Adakah Yesus menjawab: kaulah orang yang sudah lama Ku tunggu-tunggu, mari minum kopi bersama?Tidak! JawabNya : Dengan sesungguh-sungguhnya Aku berkata kepadamu, jika kau tidak diperanakkan pula, kau tidak akan masuk ke dalam kerajaan Allah. Adakah statement yang lebih berterus terang dari statement itu? Statement yang begitu tepat dan begitu berani, membuat Yesus dibenci oleh musuhNya, sekaligus dikagumi oleh orang yang berniat mencari tahu. Nikodemus bertanya dengan rendah hati: Mungkinkah seorang yang sudah tua masuk lagi ke dalam rahim ibunya? Yesus bisa saja mentertawakan dia begitu bodoh dalam soal rohani, namun kataNya: "Yang dilahirkan dari daging itu daging, yang dilahirkan oleh Roh itu roh " dua wilayah yang berbeda jadi not to be born of your parents, but to be born of Holy Spirit, to be born of God, to be born of the word of God, to be born of the Gospel --empat statement yang intinya sama; diperanakkan pula. Kalimat itu dicerna oleh Nikodemus, puluhan tahun kemudian, dia sadar, dirinya butuh lahir baru, karena hanya Yesus, satu-satunya pengharapan. Mengapa Nikodemus butuh waktu puluhan tahun untuk mencerna itu? Karena dia sudah memegang pengertian sistem agama yang sangat ketat, bahkan dia adalah seorang pemimpin agama. Kita lihat disini, ada kalanya Yesus berbicara kepada massa, namun ada kalanya Dia rela mengajarkan pengajaran yang penting hanya kepada satu orang. Meski pengaruh Nikodemus tidak segera nampak, tapi selama 2000 tahun ini, dia terus menerangi orang-orang yang dulunya merasa dirinya sudah beragama, datang mendengar Firman yang Yesus sampaikan dengan rendah hati. Apakah dilahirkan dari atas saja sudah cukup? Tidak! Kita perlu dilengkapi dengan bijaksana yang dari atas. Di Manila saya bertemu dengan orang-orang yang mengaku diri born again Christian, tapi waktu ditanya:"how do you know that you are born again? "I am not smoking now, tidak berjudi, tidak bermabuk-mabukan, -- sudah mengalami perubahan hidup. Tentu, orang yang sudah lahir baru akan mengalami perubahan hidup, tapi perubahan hidup tidak identik dengan lahir baru. Jangan dibalik, Dr. Franchis Shaeffer pernah mengatakan satu statement yang sangat memilukan: so many people call themselves born again Christian, they came to La Abre Fellowship in Switzerland, but they ask me a question, does God exist? So many people seems already open their hearts for the Christian faith, but their understanding never support by their believes. Tidak seperti Paulus yang berkata, aku tahu persis, siapa yang kupercaya. Reformed Theology menegaskan: imanmu membuatmu sanggup menghadapi serangan musuh, ideologi atau wawasan dunia yang bertentangan dengan kekristenan itu dengan stabil, Amin? Jadi, to be born from above is not enough, you should be equipped with the wisdom from above. Apa itu bijaksana sorgawi?:
1. Murni. Genuine hearted, pure motivation before God adalah dasar dari sebuah gereja yang sehat, juga merupakan tuntutan dari gerakan Reformed Injili. Orang yang hatinya murni memang sulit kita temukan, sebab pada masyarakat terdapat banyak orang pintar tapi hatinya serong, kelihatannya ramah nyatanya menikammu dari belakang. Mari kita mempraktikkan hidup gerejawi, dimana setiap orang memiliki hati yang murni, Amin? Memang tidak gampang. Karena masih ada banyak orang Kristen sejati yang sedang kost di agama lain, juga ada banyak anak-anak kegelapan yang sedang kost di gereja.
2. Damai. Th. 1969, waktu saya studi penginjilan dari Dr. Bob Pierce, pendiri World Vision, mengatakan: May I introduce the Swiss people with three- full: beautiful, wonderful, peaceful. Yang ingin saya tegaskan adalah peaceful. Negara Switzerland yang berdiri kira-kira 600-an tahun silam itu, menetapkan tidak bergabung dengan blok manapun, dan tidak mau berperang, yang mereka inginkan hanyalah peace. Mari kita belajar: peace is the attitude of the heavenly wisdom . Dilawan? Tak masalah. Karena orang yang melawanmu, yang memarahi, menfitnah, mengejekmu akan kehabisan bahan. Saat seseorang mengatakan sesuatu yang tidak benar, kalau kau punya kesempatan, katakanlah dengan rendah hati dan ringkas, apa yang kau katakan itu tidak benar. Apakah semua orang yang berdemonstrasi di jalan raya betul-betul menuntut keadilan? Belum tentu, mungkin mereka adalah pendemo bayaran. Kata Soren A. Kierkegaard: massa bagaikan anjing gila yang dipelihara oleh majikan yang sudah merencanakan sesuatu bagi diri sendiri tapi mengatasnamakan rakyat. Penipu kelas atas yang memprovokasi orang bertikai, bermusuhan , menghancurkan masyrakat, selalu ada di setiap zaman, mereka bukanlah orang yang bijaksana.
3.Ramah. Peribahasa Tionghoa mengatakan, ai ren zhi, ren heng ai zhi, hen ren zhi, ren heng hen zhi, orang yang mengasihi orang akan senantiasa dikasihi, orang yang membenci orang akan selalu dibenci. Itulah wahyu umum: kebenaran yang kita temui di masyarakat. Kau menginginkan hari depan yang baik? Jangan hanya bermimpi, lakukan sesuatu hari ini juga. Ingat: hari ini bisa bergeser menjadi kemarin, kemarin akan bergeser menjadi kemarin dulu, besok akan bergeser menjadi hari ini. Maksudnya, kita berada di dalam proses. Orang yang mengatakan: aku punya sekian banyak uang, rumah, emas, berlian adalah orang bodoh, karena semua itu adalah barang tingkat rendah yang untuk sementara Tuhan titipkan padamu, dengan tujuan menguji sikapmu terhadap dunia kekal dan dunia sementara, kau lebih cinta Tuhan atau harta. Harta yang sejati adalah hidupmu, waktu dan ruang yang diberikan padamu dan proses yang menjadi potensimu. Proses mungkin lebih mudah dimengerti sebagai pengalaman, tapi saya tetap pilih menyebutnya proses, karena we are created within the limit of time and space, dua kurun yang punya kaitan erat dengan proses.
4 & 5. Penurut dan penuh belas kasihan. Bijaksana sorgawi membuat kita tahu: how to deal with people above you and people beneath you? Seorang murid Kongfuzu menjawabnya tanpa ragu: zhong shu er yi; setia pada atasan dan penuh belas kasihan pada bawahan. Tapi Firman Tuhan bukan mengajar kita zhong shu melainkan ai shun; kasih dan taat. Paulus berkata: hai suami, kasihilah isterimu. Hai isteri, taatilah suamimu. Hai orang tua, cintailah anakmu. Hai anak-anak, taatilah orang tuamu. Hai pemerintah, kasihilah rakyatmu, hai rakyat, taatlah pada pemerintahmu. Lalu mana yang duluan: taat atau mengasihi? Ingat: orang tua pernah menjadi anak-anak, sementara anak-anak belum pernah menjadi orang tua. Jadi, orang tua harus lebih dahulu mengasihi anak, karena betapapun hebatnya mereka, mereka tetaplah anak yang mengamati tindak tandukmu. Kepada siapa kita harus menurut? Tuhan, FirmanNya, Roh Kudus, prinsip-prinsip kebenaran. Mari kita belajar untuk menurut pada atasan dan mengasihi bawahan, karena the heavenly wisdom caused the good relationship. Kapan kita menjalankan perintah Yesus untuk love one another? saat kita berselisih dengan orang, saat di hatimu ada ganjalan. Karena membenci atau dibenci orang. Jadi, menjadi orang Kristen betul-betul tidak gampang, karena di dalam kekristenan terdapat tuntutan Tuhan yang begitu tinggi, kala kita tidak mencapainya, kita disebut hamartia, dosa. Ada kalanya orang yang menaruh belas kasihan pada orang sepertinya rugi. Hari Kamis, Jumat, team kami bekerja sampai jam 1 pagi, kemarin jam 02:00 baru pulang, jam 6 sudah harus bangun, berkotbah dan berlanjut sampai malam nanti. Kapan saya mempersiapkan kotbah? Cara saya berkotbah memang sangat berbeda, bukan sekedar memindahkan pengetahuan dari buku ke otak anda, melainkan menggumuli semua hal di Alkitab sampai tuntas, barulah saya mengkotbahkan dengan berani dan tegas. Cara Tuhan melatih saya begitu unik, akhirnya saya menjadi hamba Tuhan yang tidak terlalu menghiraukan sakit penyakit, lelah, difitnah, bahkan mati. Taat: Tuhan, aku adalah hambaMu, apapun yang Kau beri akan kuterima. Mengasihi, bahkan orang yang membenci kitapun perlu dikasihi.
6. Buah-buah yang baik. Mengapa buah yang sering kita tonjolkan: buah Roh Kudus di dalam bahasa aslinya berbentuk tunggal. Tapi buah yang di Yak. 3 ini berbentuk jamak? Karena selain buah Roh Kudus, ada buah-buah lain: buah terang, buah keadilan, buah kebenaran, buah kelakuan, buah pelayanan, buah Injil. Buah adalah representasi dari pohon, demikian juga buah yang kita hasilkan adalah representasi dari hidup, pelayanan, mutu kerohanian dan karakter kita. Baca Yoh. 15: 7 - 8, pesan Yesus Kristus: bare fruit in order to glorify our Father in heaven and you prove that you are My disciples.
7 & 8. Tidak memihak dan tidak munafik --dua hal yang penting tapi tidak gampang. Mengapa? Saat orang berselisih, semua pihak pasti mengharapkan kita berada di pihaknya, dalam sikon seperti itu, tidak memihak kelompok manapun adalah bijaksana. Ingat: tidak memihak manusia bukan berarti tidak memihak kebenaran. Salah satu contoh yang menggetarkan adalah kisah Abraham Lincoln, sebelum dia menjabat presiden. Seorang kandidat presiden pernah melecehkannya: hai orang Amerika, kalau anda ingin melihat orang hutan, tak perlu pergi ke kebun binatang, lihat saja Lincoln. Tapi setelah Lincoln terpilih, saat orang mendiskusikan kandidat pimpinan angkatan darat, dia justru mengusulkan orang itu. Mereka sempat heran, tapi katanya, bukankah kita sedang membahas soal kandidat pimpinan AD yang paling tepat, bukan membahas relasi siapa dengan siapa? Mari kita memisahkan dua perkara itu. Menurut filsafat Menzius, gentlemen punya tiga kualifikasi: no move even though you are poor, no change even though you are rich, no submit even though you are threaten.Tokoh Alkitab yang paling cocok dengan kualifikasi itu adalah Yohanes Pembaptis, lebih memilih dipenggal kepalanya daripada menarik statement yang pernah dia katakan pada Herodes.
9. Menabur the fruit of righteousness yang mengandung keadilan, kesucian dan ketegasan. Who is the righteous man? Unsur yang terpenting: hidup suci, berlaku adil pada orang, berani mengutarakan pendiriannya dengan tegas. Mimbar GRII menyatakan pendirian iman dengan tegas dan berani tanpa kompromi: kita memerangi ajaran yang tidak benar, tapi kita mau berdamai dengan semua orang. Baca ay. 15 - 18, minta Tuhan menambahkan bijaksana sorgawi atas diri kita yang sudah memiliki hidup sorgawi, untuk bersaksi bagiNya.
(ringkasan khotbah ini belum diperiksa pengkhotbah--EL)

Sermon 20March2005 (English version)

A sermon by Rev. Stephen Tong, summarized but not yet checked by the preacher.

There are two kinds of people: Those who regard themselves highly, having titles, but may know nothing, and others who know a lot but regard themselves as lacking knowledge, having humility. Nicodemus was like the latter. He came to Jesus and called Him “Rabbi” meaning teacher. A Pharisee, a member of the Jewish ruling council was normally considered esteemed, but Jesus did not look for appreciation from a Pharisee, he said boldly,
”I tell you the truth, no one can see the kingdom of God unless he is born again.” People would normally feel offended if rebuked like that, but Nicodemus replied,
“How can a man be born when he is old? Surely he cannot enter a second time into his mother’s womb to be born!”
Jesus explained, “I tell you the truth, no one can enter the kingdom of God unless he is born of water and the Spirit.”
The history tells us that Nicodemus finally became a Christian, thus evicted, then he lived humbly. Therefore if wealth is identified as God’s blessings, people can compromise with sin to gain wealth. Why do people who have no knowledge of religion are easier to convert than those who do? Because they have not been corrupted by the system yet. Nicodemus was different. He was full of knowledge but humble. He is a good inspiration for the proud.
Life is not enough. We need the wisdom from God. People say, “I’m a born-again Christian.” Being born again must show some changes. But is it a guarantee? Not all changes can be identified as being born again. Just like Chickens have two legs. But are animals with two legs chickens? They can be ducks, they can even be humans. “I am not smoking anymore.” So? In America, There are many who call themselves born-again Christians, but they still question the existence of God. They missed the fact that if God didn’t exist, who would have made them born again?
There are a lot of people open to Christian faith but lack understanding. That’s why Reformed is stressing on understanding so that we can survive. Why are sermons at GRII not about making jokes, full of emotions, etc.? Because we need to be strong, not easily swayed.
Being born again is not enough. We need wisdom from above (James 3:17,18), which is:
1.Pure: Quality first, then quantity will automatically follow without jeopardizing the quality. Do not compromise quality to get the quantity. This is a quality of clear mind and motivation towards God. Those who serve God but also seek respect for themselves are not pure. Mind that there are many who rent a place at a church community but actually belong to the dark.
2.Peace-loving: Learning not to be a stumbling block. Bob Pierce, the founder of World Vision in his welcome speech at a conference in Switzerland, once said: Switzerland is beautiful, the air is wonderful, the people are peaceful. Since around 100 years ago the Swiss have never taken any sides/ blocks of the world and never fought into war. Others may fight but we are still peaceful. Angry people may run out of words, we don’t need to fight back. We don’t need to defend ourselves from slander by explaining the fact with all our might to the slanderer. Don’t lower your grade. Don’t handle it the same way they do it. But rather, think why they don’t like you, perhaps you’ve planted something bad. What have you done in the past? Therefore, take heed of what you do today, for today shall be tomorrow’s yesterday. I always think thoroughly of what I’m about to preach. God has trained me a great deal. That’s why I’m not afraid of sickness, death, and slander. The treasure of life isn’t worldly goods, but rather time and process. There may be many who become rich in an instant but poor because of lacking the process. However, there are many great people whose experiences and struggles have inspired many others. We are created within time, space and process. Those are the real treasures.
3.Submissive and full of mercy: Be submissive towards those having greater authority and full of mercy towards those having less. Where are you? Even Kong Hu Cu when asked by his teacher as to what things that will never change in life, he replied being loyal towards superior and merciful towards the subordinates. That is the greatest statement of Chinese philosophy. Similar to the Bible: loving for those having less authority, and submissive towards those of greater authority. This is expressed in many instructions from the Word of God: a husband must love the wife, the wife must submit to the husband; and parents must love their children, children must obey their parents. But which one should act first? To love first or to submit first? This is like asking which comes first, eggs or chicken? Parents were once children, but children were never once parents, therefore parents must love first. This is God’s wisdom. Human relation can become so complex. And once it is tangled it would be very difficult to make it right, unlike tangled thread which can be solved by just cutting it with scissors.
When should we obey God’s command to love and obey, not just when there is no fight, but especially when there’s fight. The more you love, the more you sacrifice, but this is heavenly wisdom, we will never lose our gain. To those who hate, love. There are people who cannot live if they don’t hate. Just wait patiently for their repentance. Maybe God would make them His wonderful servants by God’s changing power.
4.Good fruit: We normally more familiar with the fruit of the Spirit. But the form of the fruit is not singular, the fruit of the Spirit is not the only one. There are the fruit of the Gospel, fruit of righteousness, etc. John 15:5-8: “I am the vine; you are the branches. If a man remains in me and I in him, he will bear much fruit; apart from me you can do nothing… This is to my Father’s glory, that you bear much fruit, showing yourselves to be my disciples.” You may have great ideas, but bear fruit!
5.Impartial and sincere: being impartial is not easy, you can be caught in the middle. There are many who defend for righteousness but end up being on the wrong side, defending the guilty party. Being impartial means not receiving any bribes, not involved in any nepotism. Defend righteousness without being partial. Before elected as a president, Lincoln was once scorned by his opponent, saying, “Hi, Americans, if you want to see an orangutan, no need to go to the zoo, just look at Abraham Lincoln.” When Lincoln became a president and was looking for a person to lead the navy. The only one suitable for the position was the one who scorned at Lincoln before. When he decided to choose the person, his subordinate reminded him of the fact, but Lincoln said, “We’re not talking about relation but the best man for the position.”

A gentleman is not feared by power, doesn’t change in wealth, and doesn’t compromise in poor. A righteous one lives by being holy, just, and strict to his/her principles. Fight evil but keep peace towards everybody. This is the heavenly wisdom.