Mat 4:1-11 ;1Kor 10:11-13
Bagian pencobaan di padang gurun ini ditulis setelah Yesus dibaptis dan mendapat konfirmasi dari Allah Bapa. Allah Bapa berkata: "Inilah Anak -Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Yesus, Anak Allah yang diutus oleh Allah Bapa saja dicobai oleh iblis apalagi kita sebagai anak-anakTuhan yang hidup dalam dunia yang telah jatuh dalam dosa ini. Kita pun menghadapi pencobaan-pencobaan. kesulitan, tantangan dan penderitaan. Karena itu anak-anak Tuhan harus diperlengkapi untuk menghadapi pencobaan-pencobaan di dalam dunia ini agar dapat berjaga-jaga dan mempersiapkan diri dengan baik. Sebelumnya, kita akan belajar dari peristiwa pencobaan yang dialami oleh Adam dan Hawa di Taman Eden. Allah menempatkan manusia di Taman Eden yang mempunyai pencobaan di dalamnya tetapi Allah juga memberikan potensi kepada manusia untuk mengatasi bahkan menang atas pencobaan tersebut dan melakukan Firman Tuhan. Iblis tidak dapat memaksa manusia untuk berbuat dosa. Oleh sebab itu kalau manusia jatuh dalam dosa, itu karena kesalahannya sendiri yang tidak mau taat pada Tuhan bahkan menyalahgunakan kebebasannya. Berbeda dengan Adam pertama yang jatuh dalam dosa, Yesus Kristus, Anak Allah yang menjadi manusia dapat menang atas pencobaan. Se-hingga menjadi jaminan bagi kita orang yang ditebus oleh Kristus, yang punya status baru sebagai anak Allah, dikaruniakan potensi dan kuasa untuk menghadapi pencobaan, kekuatan untuk hidup dan melakukan kehendak Allah. Di dalam surat Ibrani dikatakan "sebab oleh karena la sendiri telah menderita karena pencobaan la dapat menolong mereka yang dicobai." Ibrani 4:15-16 : "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, la telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih ka-runia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya." Inilah bukti bahwa Yesus menang atas pencobaan dan memberikan pengharapan bagi orang yang beriman kepadaNya. Dari pencobaan yang dihadapiTuhan Yesus kita dapat mengambil beberapa prinsip hidup: 1.Pencobaan itu bersifat aktif dan kreatif. Dapat kita lihat bahwa Iblis yang secara aktif datang mencobai Yesus: "Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti." Iblis memutarbalikkan Firman Tuhan untuk mencobai Yesus. Iblis menye-rang Yesus melalui kebutuhan fisikNya, rasa lapar karena puasa 40 hari yang membutuhkan makanan. Contohnya: Samson, seorang yang dipakai Tuhan tetapi tidak dapat menguasai diri dalam seksual sehingga dia jatuh dalam pencobaan dan mengalami penderitaan ygn pahit sekali. Demikian juga Esau yang tidak dapat menguasai kebutuhan perutnya maka ia menjual hak kesulungannya yang begitu berharga. Berbeda dengan mereka Yesus melawan cobaan iblis dengan memakai kitab Ulangan, yaitu Firman Tuhan sendiri. Untuk melawan cobaan iblis harus mengerti dan hidup dalam Firman Tuhan.
2.Kita harus makin peka terhadap hal yang menyukakan hati Tuhan. Ayat 5-7 yang dipakai oleh iblis terdapat dalam kitab Ulangan yaitu ketika bangsa Israel di padang gurun mengalami kesulitan air dan makanan, mereka mulai meragukan Allah dan berontak kepada-Nya. Demikian juga kadang kala dalam kesulitan dan penderitaan kita mulai curiga dan berontak kepada Tuhan.
3.Sabar menunggu waktu Tuhan. Segala kuasa di bumi dan di sorga akan diberikan kepada Yesus oleh Allah Bapa sesuai dengan waktu-Nya, tetapi iblis mencobai kesabaran Yesus dengan menawarkannya lebih cepat dari waktu yang seharusnya. Manusia yang mempunyai harapan dan keinginan sering tidak sabar dengan waktu Tuhan maka iblis masuk mencobai kita. Oleh karena itu kita harus sadar dengan kekuatan apakah kita melawan pencobaan iblis? Di sini ada beberapa prinsip:
a) Memusatkan pikiran kepada Tuhan dan Firman-Nya, dengan merenungkannya se-tiap hari.
b) Berjaga-jaga dan berdoa supaya jangan jatuh dalam pencobaan.
c) Memfokuskan diri pada pekerjaan dan pelayanan Tuhan.
d) Setiap hari hidup dipenuhi Roh Kudus. Dengan demikian hidup kita dapat menjadi saksi dan djperlengkapi untuk ber-kemenangan dalam menghadapi pencobaan.
(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah – SE)
<< Home