TANYA JAWAB
T: Saya sering mendengar orang bersaksi: waktu saya bertobat, ada perasaan khusus ini, itu, tapi waktu saya bertobat, biasa-biasa saja. Apakah pertobatan saya perlu diulangi?
J: Pertobatan bukan ekspresi perasaan sedih karena penyesalan. Memang, saat seorang bertobat juga menyatakan penyesalan. Masalahnya: sifat manusia berbeda-beda, jangan memaksakan pengalaman pribadi pada orang lain: ada orang yang saat menerima Ron Kudus serasa tersengat listrik, ada yang menangis, ada yang bersukacita....
pengalaman pribadi tak bisa menggantikan iman terhadap kebenaran. Dari mana kita tahu pertobatan kita sungguh atau tidak: adakah kau mehyadari, kau berdosa pada Tuhan? Kalau seorang hanya menyadari dirinya bersalah terhadap sesama, tak beda dengan apa yang terjadi di pengadilan: saat vonis dijatuhkan, seorang mengaku dirinya bersalah. Itu bukan pertobatan. Pertobatan selain mengakui dirinya bersalah terhadap sesama, juga berdosa kepada Tuhan, Penciptanya. Jadi, pertobatan yang sejati membuat hubunganmu dengan Allah, Penciptamu kembali normal, karena Kristus telah mati, menjadi korban tebusan bagimu. Kalau kau jelas tahu, dirimu berdosa pada Allah, tapi Allah mengirim Kristus mati bagimu, tentu kau bertekad meninggalkan segala dosa, berpaling pada Tuhan; kembali ke jalan benar. Jadi, pertobatan mengandung tiga perkara: mengerti kebenaran Tuhan dan Kristus yang Bapa utus, menyadari dirimu berdosa padaNya dan menyesali dosamu, mau meninggalkan dosa dan berpaling pada Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kalau ketiga-tiganya ada padamu, meski kau tidak menangis, tidak berteriak-teriak histeris juga tidak masalah. Karena mungkin kau tergolong sebagai orang yang bertype Ahisteris.
T: Bagaimana pendapat pak Tong tentang ibadah prophetics?
J: Arti prophetics: bersifat kenabian: 1. berbicara mewakili Tuhan. 2. berperan sebagai nahkoda yang menetapkan arah dari zamannya. Memang, istilah prophitier bisa diterjemahkan bernubuat. Tapi di bahasa aslinya nubuat bukan hanya mengatakan sesuatu yang akan datang saja, juga menjadi spokeman of God. Fungsi nabiah ini sudah tiada. Sementara orang Karismatik, Pentakosta masih menganggap khotbahnya adalah firman yang langsung dari Tuhan. Kalau memang Tuhan masih berfirman secara langsung, apa gunanya Kitab Suci?
T: Apa perbedaan antara ajaran John Wesley — pendiri Methodist dan ajaran Calvin?
J: Pendiri Methodist adalah dua tokoh: John Wesley dan George Whithfield yang sangat genius, sekaligus berkarisma besar sekali. Padahal perawakan John Wesley kecil, tinggi badannya tak sampai 160 cm, tapi sanggup berkhotbah keliling dengan menunggang kuda, per tahun kira-kira seribu kali, tanpa menggunakan pengeras suara Siapa yang lebih besar: John Wesley atau George Whithfield? George Whithfield, bukan besar umurnya tapi karismanya. Dialah orang pertama di Inggris yang berani berkhotbah di lapangan terbuka (jumlah terbanyak mencapai delapan puluh ribu orang), tanpa menggunakan pengeras suara. Itu sebabnya, gereja Methodist bagaimana dianiaya, ditekan oleh gereja Anglican, tak bisa hancur. Karena karisma pendirinya begitu besar. Dia bangun pukul
Tapi mereka berdua berbeda. Berbeda di dalam hal apa? John Wesley tidak percaya predestinasi, George Whithfield percaya predestinasi, merekapun berdebat dengan gaya English gentleman: very gentle, berkirim kiriman surat selama dua puluh detapan tahun. Akhimya John Wesley mengatakan, aku tetap tidak bisa menerima doktrin Predestinasi. Sebagai seorang penginjil, mana mungkin saya buka mulut mengatakan: kau dipilih, kau tidak dipiiih? Saya hanya bisa mengatakan, barangsiapa mau menerima Yesus, dialah orang pilihan. Jadi, kebebasan manusialah yang menentukan dirinya diselamatkan atau tidak, bukan kedaulatan Allah. Tapi George Whithfield tetap memegang teologi Reformed. Maka saat saya membahas topik Predestinasi di Kuching, dari antara seribu dua ratus orang yang hadir, enam ratus orang berasal dari gereja Methodist. Saya katakan, pendirimu tak pernah bisa mengajarkan Predestinasi dengan baik. Karena dia sendiri tidak mengerti hal itu. Tapi saya tidak mencela Methodist, karena pendiri Methodist yang lain, betul-betul mengerti Predestinasi. Itu sebabnya, kau bisa mengikuti jejak George Whithfield, orang Methodist yang percaya akan Predestinasi. Jadi, kami tidak bermaksud menyuruh semua orang bergabung ke gereja Reformed, karena setelah kau betul-betul mengerti Alkitab, mau berjemaat dimanapun tidak masalah.
Apa bedanya John Wesley dan John Calvin? Pengajaran John Wesley punya begitu banyak lobang, tapi pengajaran John Calvin, nyaris tak berlobang, pengertian Alkitabnya begitu konsisten, Buku Institute of Christian religion yang dia tulis, mengutip enam ribu sekian ayat P.L. dan P.B., bukan ayat-ayat yang enak didengar, melainkan ayat-ayat yang kait mengait dengan erat, yang konsisten dengan semua kebenaran firman Tuhan. Sampai hari ini, sudah kira-kira empat ratus lima puluh tahun, tak seorangpun menemukan ketidak konsistenannya. Di ajaran John Wesley, terdapat dua pengajaran yang agak ganjil: 1. Perfectionism, di dunia ini, kita harus menuntut mutlak suci; sempurna; tak berdosa lagi. Bagi orang Reformed: sempurna di dunia tidaklah mungkin. Bahkan pada waktu kau berkata, aku sudah suci; tidak berdosa lagi, kau sedang melakukan dosa yang tidak kau sadari. Maka bagi teologi Reformed, perfection adaiah motivasi, sasaran, dorongan yang bersifat progressive, bukan achivement of the world seperti yang diajarkan di Methodist. 2. hanya diselamatkan masih belum cukup, perlu pengalaman baru: second blessing. Teori inilah yang mengakibatkan orang lambat laun berpikir, perlu di tambah dengan karunia lidah, guna membuktikan kau punya Roh Kudus — side effect yang mengarah pada munculnya aliran Karismatik. Dengan kata lain, John Wesley bisa saja disebut sebagai bapak leluhur dari Karismatik.
T: Kaum pria sering jatuh di dalam dosa seksual, bagaimana pergumulan pak Tong memenangkan pertempuran itu. Gereja sering kali menganggap sex education adalah tabu, bagaimana dengan GRII?
J: Tidak ada tema yang tabu untuk dibahas di mimbar, termasuk sex. Tidak ada tema yang tidak dibahas di Alkitab, termasuk percabulan. Alkitab itu suci, bukan, mengapa Alkitab juga mencatat hal-hal yang tidak bagus? Banyak perkara yang orang Kristen anggap tabu: tidak boleh mengatakan hal ini, tak boleh membaca buku ini...., akibatnya: semakin banyak hal yang seorang anggap tabu semakin mudah dia tergelincir ke dalam dosa. Di Singapura, ada seorang majelis, dia mendidik anak perempuannya: tidak boleh ini, itu...dipelihara begitu suci — taman Eden yang tak berular, agaknya lebih indah dari taman Eden yang asli, dia bertumbuh menjadi seorang gadis yang baik, studinya juga bagus, selalu mendapat juara. Setelah dia lulus SMA, orang tua mengirimnya studi di Amerika. Di sana, dia tergoda untuk mencoba-coba perkara-perkara yang selama ini ditabukan oleh orang tuanya. akhimya dia memberanikan diri, memecahkan rekor: dalam 3 hari melakukan hubungan sex dengan dua ratus delapan belas orang pria. Berita itu dimuat di surat kabar. Orang tuanya yang sejak kecil mendidiknya begitu suci, malu bukan kepalang, semua orang mengolok-olok mereka. Kadang, kita pikir, anak kita akan jadi lebih suci, kalau dia tidak tahu ini dan itu. Sebenarnya, beritahu merekapun tidak masalah, asal kita lebih mengutamakan sikap saat membicarakan seks misalnya ketimbang pembicaraannya sendiri. Di dalam hidup kita ini, pasti ada pergumulan, karena kita adalah manusla, bukan malaikat yang berkasih tapi tidak berseks, juga bukan binatang yang berseks tapi tidak punya kasih yang sejati. Kita punya seks, juga punya kasih. Kalau kau menang atas pergumulan itu, kau akan menjadi seorang hamba Tuhan yang lebih suci, lebih berkuasa, lebih berani. Untuk itu, kita perlu betul-betul berpegang pada firman Tuhan, takut pada Allah, menguasai birahi. Pergumulan ini ada pada semua orang. Tapi jangan terlalu imajinatif, sampai berpikir bahwa Yesuspun pernah jatuh cinta pada Magdalena, tapi tidak berani terang-terangan. Atau Yesus ~~pernah menikah dengan Magdalena hanya saja tidak diumumkan — pikiran penuilis buku Davinci Code yang terlaris masa kini. Padahal buku itu tidak ada nilainya, karena motivasinya tidak beres: kalau Yesus pernah menikah, masakan tak seorangpun tahu, sampai sesudah lewat dua ribu sekian tahun barulah Dia mewahyukannya: Aku pernah menikah, tulislah di bukumu! Dia adalah nabi palsu yang paling palsu; orang gila. Barangsiapa membeli buku itu dia tidak waras. Barangsiapa membeli dan membacanya, dia double tidak waras, sementara yang sudah membeli, membaca dan mempercayainya triple tidak waras.
(Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah —EL)
<< Home