May 22, 2005

ROH KUDUS (Pdt. Billy Kristanto,MCS)

Yohanes 16 : 4b - 15

Saya percaya bahwa cinta kasih yang ada di dalam diri murid-murid Yesus adalah semacam cinta kasih Filia, yaitu cinta kasih yang muncul karena sering bersama. Yesus pernah ada bersama-sama dengan mereka. tetapi Dia akan pergi dan tidak bersama mereka lagi. Karena itu para murid berdukacita dan berharap supaya Yesus selalu bersama dengan mereka. Para murid tidak melihat gambaran yang utuh dari pekerjaan Tuhan. Yang mereka lihat hanya kebersamaan yang pernah ada. Sebenarnya ini adalah pikiran yang sangat manusiawi. Tetapi Yesus mengajarkan kepada mereka bahwa akan lebih berguna jika Dia pergi. Karena jika Dia tidak pergi, maka Penghibur itu tidak akan datang kepada mereka. Tetapi, jikalau Dia pergi, maka Penghibur itu akan datang, yaitu Roh Kudus, dimana Roh itu akan:

1. Menginsyafkan dunia akan dosa. Hal ini sangat paradoks. Apakah kita terhibur jika orang lain menginsyafkan dosa kita dan mengkritik kita dengan tajam? Martin Lloyd Jones berkata: "Ketika berdoa di hadapan Tuhan kita bisa berkata bahwa diri kita begitu kotor dan bobrok. Tetapi kita tidak rela jika orang berkata kalimat yang sama tentang diri kita." Di sini dikatakan bahwa ketika Roh Kudus bekerja, Dia menginsyafkan setiap pribadi akan dosa-dosanya. Baru setelah itu ada penghiburan yang sesungguhnya. Penghiburan yang sejati bukan penghiburan yang murahan, tetapi selalu didahului dengan penyesalan diri dan dukacita rohani. Dalam Khotbah di Bukit dikatakan suatu paradoks yang sangat indah (jika kita terjemahkan sedikit agak bebas): "Berbahagialah orang yang tidak berbahagia." Berbahagialah orang yang berdukacita. Kalimat bahagia yang disebut disini bukan sekedar luapan emosi, tetapi Tuhan menganggap dia berbahagia. Orang yang benar-benar belajar berdukacita pasti sungguh-sungguh mengerti penghiburan sejati yang datang dari Tuhan. Dan karya Roh Kudus yang paling penting sebelum Dia menghibur adalah menginsyafkan dunia akan dosa. Roh Kudus membongkar dan menelanjangi dosa. Dan orang yang terus menghindari pekerjaan Roh Kudus ini pada akhirnya pasti akan diserahkan kepada kebinasaan di neraka untuk selama-lamanya. Sehingga, pertumbuhan Kristen yang sehat dan kedewasaan rohani harus terjadi di dalam satu aspek ini yaitu semakin menyadari bahwa diri kita berdosa dan membiarkan Roh Kudus berkarya di dalam hidup kita. Di dalam poin ini dikatakan bahwa Roh Kudus menginsyafkan dunia akan dosa. Apakah dosa? Apakah dosa yang terbesar? Menurut Alkitab dosa terbesar adalah ketidak-percayaan. Ketidakpercayaan adalah akar dari semua dosa. Martin Luther pernah berkata: "Orang dibenarkan karena dia percaya, dan orang dipersalahkan karena dia tidak percaya." Memang ada ayat Alkitab yang mengatakan bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta akan uang. Tetapi mengapa orang cinta akan uang? Karena dia tidak mempercayai Firman Tuhan. Sehingga dosa yang paling perlu disadarkan adalah ketidakpercayaan. Tidak ada dosa yang lebih jahat dari dosa ketidakpercayaan ini. Dengan tidak percaya, manusia membuat Tuhan seperti pembohong yang tidak memenuhi janji-janjiNya. Dia tidak percaya apakah Tuhan betul-betul sanggup memimpin dan memelihara hidupnya. Banyak orang yang takut mempersembahkan dirinya sebagai Hamba Tuhan karena tidak percaya bahwa Tuhan sanggup memimpin dan membawa dia ke dalam hidup yang paling berkelimpahan bahkan kebahagiaan yang tertinggi. Inilah ketidakpercayaan. Saudara, di dalam setiap pergumulan kita, kita harus terus bertumbuh di dalam satu aspek yang penting ini, yaitu belajar mempercayakan dan mempersembahkan diri sepenuhnya di dalam tangan Tuhan. Tindakan percaya adalah satu tindakan yang betul-betul menyerahkan seluruh hidup di dalam tangan Tuhan lalu membiarkan Dia berkarya di dalam kehidupan kita.

2. Menginsyafkan dunia akan Kebenaran. Setelah Roh Kudus menginsyafkan dunia akan dosa. Dia juga menyatakan True Rightenousness. Itulah yang hilang ketika manusia jatuh di dalam dosa. Di dalam teologi Reformed, kita menekankan hal tersebut. Ketika manusia jatuh di dalam dosa manusia kehilangan tiga hal: True Knowl­edge, True Rightenousness dan True Holi­ness. Lalu ketiga hal ini dikaitkan dengan Kristus sebagai Nabi. Imam dan Raja. Nabi berkenaan dengan pemulihan True Knowl­edge. Imam berkenaan dengan True Holi­ness dan Raja berkenaan dengan True Rightenousness. Ketika kita menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka kita memperoleh suatu kehidupan yang di-benarkan. Dan kita disebut sebagai the rightened person secara status. Tetapi secara realita di dalam kehidupan, kita mengalami banyak ketidakbenaran dan ketidakadilan. Dan kita harus siap untuk mengalami hal ini. Kristus yang tidak berdosa dan sempurna pun mengalami ketidak­benaran dan ketidakadilan, apalagi kita sebagai orang berdosa. Kita layak untuk mengalaminya. Memang kita bukan mencari dan dengan sengaja diperlakukan dengan tidak adil. Tetapi kita tidak bisa menghindari perlakuan yang tidak adil dari orang lain. Kita percaya bahwa itu pun diijinkan Tuhan terjadi untuk satu pembentukan yang sangat baik di dalam kehidupan kita. Kita bisa mengingat kisah Yusuf yang diperlakukan dengan tidak adil. Justru melalui peristiwa itu dia dibentuk oleh Tuhan dan dipersiapkan untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan yang mulia. Itulah perjalanan hidup Kristen. Saudara tidak bisa menghindarkan diri dari pembentukan yang Tuhan kerjakan di dalam diri saudara. Mari kita belajar di dalam kehidupan ini untuk mengijinkan Tuhan memoles dan membentuk kita! Salah satu yang bisa kita alami dalam pembentukan itu adalah mengalami ketidakadilan. Dan orang yang betul-betul memiliki integritas yang tinggi, mereka selalu mengaitkan ketidakadilan dengan kedaulatan Tuhan. Yusuf mengatakan satu kalimat yang sangat penting kepada saudara-saudaranya: "Kamu memang merencanakan apa yang jahat, tetapi Tuhan mereka-rekakan menjadi apa yang baik." Yusuf mengaitkan pengalaman ketidakadilan itu dengan kedaulatan Tuhan. Saudara, sanggupkah kita mengaku bahwa Dia tetap Allah yang berdaulat pada waktu kita mengalami penderitaan? Bagi saya, inilah ujian pengakuan kedaulatan Tuhan yang sesungguhnya. Bagaimana ketika kita menderita dan mengalami ketidakadilan, kita menerimanya seperti dari tangan Tuhan. Inilah pergumulan mengerti kedaulatan Tuhan. Selanjutnya dikatakan disini: "Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi." Apakah hubungan perkataan ini dengan Kebenaran dan keadilan? Hal ini berarti bahwa Yesus Kristus secara fenomena adalah orang yang gagal dan diperlakukan dengan tidak adil. Tetapi sebetulnya Tuhan membenarkan Dia sebagai Orang yang benar dan tidak berdosa dan Dia pergi kepada Bapa. Berarti pengharapan Ke­benaran dan keadilan itu adalah Eskatologis. Kebenaran dan keadilan itu dituai sepenuhnya ketika kita berjumpa dengan Tuhan. Di dalam dunia ini kita hanya menuai samar-samar. Kadang-kadang kita bahkan tidak menuai sama sekali. Inilah yang diajarkan oleh Alkitab. Yesus sudah mempersiapkan para murid untuk mengalami hal ini. Dia tidak membangun optimisme yang naif tetapi Dia mempersiapkan kita untuk mengalami ketidakadilan. Karena Dia sendiri telah membuat diri-Nya menjadi contoh bagi kita bagaimana mengalami ketidakadilan tetapi tetap mempertahankan integritas sebagai orang yang benar. Maka sebenarnya kita harus mengharapkan Kebenaran dan keadilan itu nanti, ketika kita berjumpa dengan Tuhan. Itulah penuaian Kebenaran dan keadilan yang sesungguhnya.

3. Menginsyafkan dunia akan penghakiman. Selama kita berada di dalam dunia, kita terus bergumul dan berperang melawan kuasa jahat. Tetapi suatu saat, kuasa jahat itu akan dihentikan secara total karena kuasanya telah dikalahkan. Ini suatu kalimat penghiburan. Kalimat penghiburan pada waktu kita berada dalam spiritual war (peperangan rohani), supaya kita jangan merasa penat dan letih karena pergumulan yang tidak habis-habisnya. Kita tahu bahwa suatu saat kuasa iblis akan dihentikan secara sempurna. Maka kalimat penghakiman yang dikatakan di sini adalah suatu kalimat penghiburan. Penghakiman disini adalah penghakiman atas kuasa jahat dan bukan penghakiman bagi orang percaya. Karena orang yang per­caya tidak akan dihakimi lagi, mereka akan dibenarkan.

Di dalam bagian berikutnya dikatakan bahwa Roh Kudus yang adalah Roh Ke­benaran akan memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran. Di dalam bahasa aslinya, artikel Kebenaran itu tunggal bukan banyak. Kita seringkali melihat bahwa Kebenaran itu beraneka ragam karena sebenarnya kita fragmented / terpecah belah sehingga kita tidak bisa melihat bahwa Kebenaran itu tunggal. Kita melihat bahwa matematika adalah satu kebenaran. Dan fisika adalah satu kebenaran yang lain. Demikian juga dengan kebenaran-kebenaran yang lainnya. Di dalam ilmu-ilmu, orang Gerika memakai istilah 'logi'. 'Logi' berasal dari 'Logos'. Semua ilmu harus kembali kepada 'Logos'. 'Logos' itu adalah Yesus Kristus. Dan Roh Ku­dus memimpin orang kepada 'Logos', kepada Kebenaran yang tunggal itu. Saya rindu orang-orang yang sekolah menggumul-kan bagaimana mereka bisa menyatakan kemuliaan Tuhan di dalam ilmu yang mereka pelajari dan menggali keanekaragaman ciptaan Tuhan yang membicarakan satu hal yaitu kemuliaan Kristus. Mari kita belajar seperti Firman Tuhan mengajarkan, karena Roh Kudus memimpin kita ke dalam seluruh Kebenaran yang tunggal tetapi beraneka-ragam.

4. Yang terakhir dikatakan bahwa Roh Kudus memimpin seseorang untuk mempermuliakan Kristus. Inilah kunci dari kepenuhan Roh Kudus yang sesungguhnya. Seseorang yang dipenuhi Roh Kudus mempermuliakan Kristus. Dia menyatakan kehidupan Kristus di dalam dirinya. Dia tidak menonjolkan dirinya sendiri. Dia tidak menabur kekaguman akan dirinya dimana-mana tetapi membawa orang untuk mengagumi Kristus. Itulah kepenuhan Roh Kudus yang sejati. Di dalam salah satu bagian film Luther, ketika dia mulai diberkati Tuhan dan dipakai untuk membangkitkan satu kebangunan (revival), banyak orang yang menjadi pengikutnya dan mengagumi dirinya. Tetapi di dalam lubuk hatinya yang terdalam dia tahu bahwa dia bukan seperti apa yang dibayangkan oleh orang banyak itu. Dia tahu bahwa dia memiliki banyak kelemahan. Sehingga dia mengatakan satu kalimat yang sangat indah: "People are try­ing to make me a fixed star where I am just a wondering planet." Orang berusaha membuat saya menjadi suatu fixed star. Star yang terus bercahaya. Kenyataannya saya hanya planet yang berputar-putar. Metafor ini sangat bogus. Saya memikirkan kembali perbedaan fixed star dengan wondering planet: a. Fixed star itu bercahaya dari dirinya sendiri. Sumber cahayanya adalah dirinya sendiri. Demikian juga dengan iblis. Dia berusaha bercahaya dari dirinya sendiri. Dia ingin bercahaya lebih tinggi dari Yesus. Tetapi tidak demikian dengan planet. Cahaya yang ada padanya adalah satu refleksi, yaitu pantulan dari matahari. Dia hanya merefleksikan cahaya dari sumber yang lain yaitu sang surya Kebenaran. b. Fixed star selalu bercahaya dan kelihatan independen. Terus merefleksikan diri. Tetapi planet kadang-kadang tertutup, ada siang dan ada malam. Berarti hidupnya tidak selalu terang. Hidupnya tidak terus di atas. Hidupnya kadang-kadang masuk di dalam lembah kekelaman, bahkan kadang-kadang jatuh dan gagal. Itulah wondering planet, dimana hidup ini tidak selalu siang. Hidup ini kadang-kadang ada di bawah bayang-bayang. c. Fixed star mengharap­kan dirinya dikelilingi lalu dikagumi, dipuji, disanjung dan dihormati oleh banyak or­ang. Tetapi wondering planet tidak sibuk dengan hal itu. Dia sibuk mengitari matahari. Dia tidak mengharapkan dikelilingi oleh banyak planet yang lain. Dia mengharap­kan bagaimana dia bisa mengitari mata­hari. Seumur hidup mencari wajah Allah. Bukan mencari wajah manusia dan kemudian dikelilingi oleh orang-orang yang senang kepadanya. Saudara, orang yang melayani Tuhan dengan terus berharap bisa diterima oleh orang lain dan diakui sebagai orang yang lumayan penting pasti pelayanannya tidak leluasa karena dia bergantung kepada dukungan manusia. Luther menggubah satu lagu yang besar sekali: A Mighty Fortress is Our God. Kapan? Pada waktu dia ditinggalkan justru dia bisa mengata­kan A Mighty Fortress is Our God. Bukan A mighty fortress is bangsawan-bangsawan yang mengelilingi dia. Dia adalah orang yang seumur hidup mencari wajah Tuhan. Biarlah kita terus memohon supaya Tuhan mengubah kita dan memenuhi kita dengan Roh-Nya yang kudus, membawa kehidupan kita menjadi satu kehidupan yang semakin merefleksikan kehidupan Kristus dan mem­permuliakan nama-Nya seumur hidup kita! Tuhan memberkati.

(Ringkasan khotbah belum diperiksa oleh Pengkhotbah - DP).