Yakobus 3 : 16 - 18
Bijaksana yang manusia tuntut adalah bijaksana yang dia dapatkan dari pengalaman sejarah - itu penting sekali. Tapi ada bijaksana yang lebih penting dari itu: bijaksana sorgawi yang Tuhan karuniakan. Karena mengkristalisasi pengalaman pahit yang hanya membuat kita menyadari, hak kita sebagai manusia sudah direbut orang. karena pendekatan yang kita pakai adalah untung rugi. Maka, pengalaman selalu ada sangkut pautnya dengan untung rugi, bijaksana seorangpun diukur dengan untung rugi: orang yang pintar cari profit disebut orang bijak, sementara orang yang selalu rugi disebut bodoh. Itu sebabnya manusia selalu memperebutkan profit. Tapi Alkitab menawarkan satu pandangan yang amat berbeda: tujuan kita hidup adalah untuk memuliakan Tuhan, menikmati Tuhan dan segala anugerahNya. Anugerah Tuhan tidak bisa kita nilai dengan profit yang berbentuk materi, Tuhan Yesus mengatakan dengan jelas. apa gunanya kau beroleh seluruh dunia tapi kehilangan nyawa? Tuhan mengajar kita cara menilai yang lebih sesuai dengan kehendakNya, dengan cara pandangNya. lstilah "bijaksana" jarang kita temukan di Perjanjian Baru, tapi sering kita jumpai di Perjanjian Lama, khususnya di Amsal. Raja Solomo memang berbeda dengan ayahnya: raja Daud, karena Daud, lahir sebagai anak seorang gembala, Allah mengurapinya dan berani menjadikannya raja Israel. Tapi Daud perlu menunggu dua puluhan tahun, sampai usianya empat puluh tahun, barulah dia naik tahta. Perhatikan: di masa penantian yang sangat panjang itu, dia dikejar-kejar, bahkan berkali-kali nyaris dibunuh oleh raja Saul yang sudah dibuang oleh Allah. Daud memang mahir berperang. sejak kali pertama dia berperang lawan Goliat sampai akhir hidupnya, dia selalu menang atas musuhnya, namun dia tidak memerangi bangsanya sendiri. Itulah bijaksana: ia tahu kapan harus berperang, kapan harus berdamai, dia begitu mencintai bawahannya, sampai jendral-jendralnya rela mati baginya. Karena mereka tahu, pemimpin mereka tidak egois, tidak memerangi "orang sendiri". Bahkan saat dia dimusuhi oleh orang Israel, dia tidak membalas, sampai menjelang ajalnya, barulah dia beritahukan pada Salomo: waspadailah orang ini.... mereka pernah memusuhi ayahmu. Mungkin orang beranggapan Daud tidak mengampuni orang yang bersalah padanya, tapi interpretasi saya berbeda: kalau Daud mendendam, dia bisa saja membunuhnya. Tapi faktanya, dia tak pernah balas dendam pada siapapun. Mari kita belajar darinya: tidak memerangi orang sendiri, meski mereka tidak sepaham dengan kita. Sementara Salomo, sejak kecil tak pernah berperang. Bahkan setelah Daud mendirikan negara Israel dengan susah payah, sampai negara itu aman tentram, baru diserahkan padanya. Perhatikan: generasi kedua yang tak pernah berjuang, cenderung berpikir: memang aku pantas mendapatkan semua ini. Sementara orang yang hidupnya pernah susah, saat dia memperoleh sesuatu. bisa menerimanya dengan ucapan syukur. Jadi, berilah anakmu kesempatan untuk hidup susah. Mungkin kau menganggap membiarkan anak hidup susah adalah menyiksanya? Tidak. Perbedaan antara melatih dan menyiksa: melatih bertujuan membuatnya tegar. tapi menyiksa bertujuan membuatnya mati. Kamu yang dulunya miskin, dan sekarang membiarkan anakmu hidup nikmat secara berlebih telah melakukan sesuatu yang bodoh; tidak bijaksana. Salomo mewarisi kesuksesan besar ayahnya tanpa berjuang, dia sendiri mengakui akibatnya: aku mencobai diriku dengan minuman keras, kenikmatan daging.... untuk melihat apakah aku tetap dipimpin oleh bijaksana (Pkh. 2). Ini konyol sekall: dia minta bijaksana, tapi setelah dia dapatkan, malah dia permainkan.
Perhatikan: waktu dia mau menjadi raja. Tuhan bertanya padanya "apa yang kau minta: kaya, umur panjang, rezeki .... ?" "bukan! Aku tak minta apa-apa, kecuali bijaksana" Permisi tanya, orang yang minta bijaksana itu adalah orang bijak atau bukan? Bijak. Kalau dia tidak bijak, mana mungkin dia minta bijaksana? What do you want manifest your heart. Jadi, dengan bijaksana dia meminta bijaksana, seperti kata Tuhan: kepada orang yang sudah memiliki, akan diberi lebih, tapi orang yang tidak memiliki, milikinyapun okan dirampas, Statemen ini mungkin membuat orang berpikir, Tuhan itu kejam sekali. Sebenarnya di sana tersimpan satu dalil: Tuhan sudah menanamkan banyak hal di dalam diri kita. kalau kita menganggap bijaksana itu penting tuntutlah bijaksana, bijaksanamu akan ditambah sementara orang yang mengabaikan bijaksana bijaksananya akan terus terkikis dia menjadi semakin dan semakin bodoh. Jadi, pada tahap pertama, Salomo by wisdom asking wisdom. Pada tahap kedua . dengan bijaksana, dia menguji bijaksana. Inilah satu hal yang konyol. karena by wisdom, he is playing his own wisdom sama dengan bunuh diri. Apakah Solomo bijaksana? secara bakat dan talenta, dia lebih bijak dari papanya, tapi karena papanya berhasil melewati begitu banyak ujian, dia lebih berkenan di mata Tuhan ketimbang anaknya. Pada tahap ketiga: dengan bijaksana yang tidak dia kaitkan dengan sumber bijaksana, dia menghancurkan bijaksana: menurut perkiraan, Salomo memelihara seribu orang selir, dia menghancurkan moral dirinya, Apa dia bertobat? Saya yakin, dia bertobat. Karena di Pengkhotbah ada tertulis: aku pernah menjadi raja di Yerusalem. Raja mana yang punya bijaksana menulis kitab itu, kecuali Salomo? Sayang. masa keemasannya sudah dia serahkan ke tangan setan, meski dia bertobat, dia sudah kehilangan kesempatan menjadi panutan bangsanya. Tak lama setelah dia meninggal. kerajaannya terpecah. Apa itu bijaksana sorgawi? (melanjutkan bahasan lalu)
6. Membuahkan buah-buah kebajikan: berlaku baik. bertutur-kata baik. memikirkan hal yang baik, menunjukkan sikap yang baik pada orang, itulah dasar pelayanan kita. Orang yang hanya pintar mengajar, tapi perbuatannya tidak bajik. tak mungkin menghasilkan buah-buah yang lebat dan yang kekal. Yesus berkata, bukan kamu yang memilih Aku, Akulah yang memilih kamu, mengutus kamu berbuah. dan buahmu itu tetap; permanen, tahan uji, berkualitas tinggi. Saya perhatikan, di tahun 50-an. ada sekelompok orang yang setiap minggu pergi menginjili empat jam. Saya tanyakan pada mereka. "kapan mereka mulai melakukan hal itu?" "th. 1939, saat John Sung berkunjung ke Indonesia". Memang, John Sung pernah dua kali ke Indonesia: th.1936 & 1939, khotbahnya berapi-api, hidupnya suci tanpa kompromi, dia dipenuhi Roh Kudus, api, kasih, keberanian dan kesungguhan. Dia memimpin KKR di Jakarta, Cirebon. Semarang. Surabaya, masing-masing tujuh hari, setiap hari tiga sesi, setiap sesi tiga jam. membahas kitab Kejadian sampai Wahyu, dan rencana Allah mencipta, menebus sampai Kristus datang kembali secara ringkas. Dr. John Sung adalah satu di antara tiga tokoh paling berkuasa di sejarah kekristenan, bukan maksud saya mengatai rasul-rasul tidak berkuasa. tapi mereka bertiga memang sangat istimewa: a. Yohanes pembaptis, mimbarnya di padang belantara. dimana dia berseru-seru: bertobatlah kamu, karena kerajaan Allah sudah dekat. Orang-orang berduyun-duyun datang ke sana, mendengar khotbah yang menggugah hati mereka bertobat. Dia hanya melayani setengah tahun. lalu dipenggal kepala. Tapi sejarah Kristen yang dia rintis meski sudah berlangsung 2000 tahun tidak pernah melupakannyo. b. George Whitefield. salah seorang dari dua.pendiri gereja Methodist. Apa bedanya George Whitefield dengan John Wesley? John Wesley sampai mati tak mengerti teologi Reformed, sementara George Whitefield, sejak awal sudah mengerti teologi Reformed. George Whitefield surat - menyurat dengan John Wesley selama dua puluh enam tahun. guna meyakinkan Wesley akan doktrin pilihan, tapi Wesley tetap tidak bisa menerimanya. Whitefield begitu agung, tanpa dia, Wesley tidak akan menyelenggarakan open air evangelism. Karena Wesley ditahbiskan di gereja Anglican yang begitu disiplin. Whitefield-lah yang mendesak dia menyaksikan pekerjaan Roh Kudus dalam membawa orang Inggris bertobat. Setelah Wesley menyaksikon, ribuan orang miskin yang datang mendengar khotbah Whitefield bertobat, menjadi orang Kristen sejati, barulah pikirannya terbuka, berkhotbah di lapangan terbuka. Orang yang datang mendengar khotbah George Whitefield pernah mencapai delapan puluh ribu orang. tanpa loudspeaker, tapi cintanya terhadap jiwa-jiwa membuat dia menyerukan Injil Tuhan dengan begitu berkuasa. c. John Sung, pernah berkhotbah di Amoi, kota kelahiran saya, selama tiga puluh hari, setiap hari tiga sesi, setiap sesi tiga jam, juga membahas kitab Kejadian sampai Wahyu, dihadiri oleh enam ribu lima ratus orang. ada yang datang dari Amerika, Taiwan, Jepang... Tak lama kemudian, dia menderita kanker tulang, meninggal saat usianya baru empat puluh tiga tahun. Tapi orang-orang yang bertobat dalam pelayanannya terus bertumbuh, mereka membentuk team penginjilan, berjanji mengabarkan Injil seumur hidup. Itulah api kebangunan. Sangat berbeda dengan hamba Tuhan masa kini. lulus dari sekolah teologi tapi tidak mau mengabarkan Injil. John Sung pernah membuat oom Gombak, yang tadinya pecandu judi bertobat, bahkan menandai pertobatannya dengan memotong jari tangannya. Waktu orang bertanya padanya, mengapa dia sudah lama tidak berjudi? Jawabnya, "oom Gombak mana yang kalian cari?" "kau" "oom Gombak yang dulu sudah mati, yang di depan kalian ini adalah oom Gombak yang baru". Pelayanan John Sung hanya lima belas tahun, Tuhan memanggilnya pulang di th.1943 atau 1944, lima tahun sebelum Komunisme merajalela di RRC. Tapi Tuhan mengizinkan Wong Ming Doo, yang pernah membesuk dan mendoakan John Sung, saat dia sakit, dianiaya dan dipenjarakan selama dua puluh enam tahun, mencapai usia delapan sekian tahun. mereka adalah orang-orang yang Tuhan pakai begitu rupa, mereka berbuah lebat, dan buah mereka permanen, buah mereka begitu cinta Tuhan, memberitakan firman lewat hidup yang suci. kelakuan yang baik. Inilah bijaksana sorgawi: dunia beserta segala nafsunya akan berlalu, hanya mereka yang menjalankan kehendak Tuhan tinggal tetap sampai selamanya.
7. tidak memilhak. Peperangan, perselisihan selalu dimulai dari memihak. Perhatikan: hanya daging yang membeda-bedakan warna kulit, suku, negara, jenis kelamin. Sementara jiwa, tidak membeda-bedakan: sama-sama dicipta seturut peta teladan Allah. Itu sebabnya, saya perlu terus menerus memelihara kemurnian jiwa, rohani seorang pemimpin, tidak memihak orang kaya maupun orang miskin, Mari kita belajar tidak memilhak, kalau harus memihak, berdirilah di pihak kebenaran, Allah. Karena orang berkedudukan tinggipun perlu dibina, orang terkayapun perlu diingatkan, orang termiskin juga harus dididik. jangan sampai selalu mau menang sendiri. Saat Abraham Lincoln belum tepilih sebagai Presiden, seorang kandidat presiden pernah menghinanya di depan umum: hai orang Amerika, kalian tak perlu melihat orang hutan di kebun binatang, Lihat saja Lincoln. Setelah Lincoln jadi Presiden, orang bertanya padanya. siapa yang cocok menjabat sebagat penasihat Angkatan Laut? Lincoln memilih orang itu. Orang merasa heran "hah, dia yang pernah menghina bapak?" "Bukankah kita sedang membahas urusan negara, bukan urusan pribadi?" "Ya, pak Presiden" Barulah orang sadar Lincoln adalah pemimpin yang agung. Saya berharap semua jemaat, pendeta GRII adalah orang-orang yang agung: tidak memihak, kalau ada orang lebih berhasil dari kita, bersyukurlah pada Tuhan. Karena iri hati, benci, dendam... tidaklah berguna, apalagi di dalam pekerjaan Tuhan. Kisah Lincoln yang lain: di th.1861- 1864 terjadi civil war yang paling sengit di sejarah Amerika. Seusai perang, seorang berkata "pak Presiden, kita bersyukur pada Tuhan, Jendral Grant di Utara yang tak menyetujui sistem memperbudak orang Negro menang, karena Tuhan memihak kita" jawaban Lincoln mengejutkan 'kita menang, bukan karena Tuhan memihak kita, melainkan kita di pihak Tuhan"
8. tak ada kepalsuan. Ada peribahasa Tionghoa yang berbunyi: lu yao, zhi ma li, ri jiu jian ren xin; kalau menempuh jalan yang panjang, kita tak tahu berapa besar tenaga seekor kuda. Kalau tidak melewati masa yang panjang, kita tak tahu apakah orang itu berhati murni. Waktu adalah saksi yang paling setia. penguji yang paling kejam. teman yang paling akrab. Mengapa kita mengenakan cincin emas pada saat menikah? Karena emas tahan lama, tidak berubah warna. Gerakan Reformed dan teologi Reformed, sejak John Calvin sampai sekarang, sudah 450 tahun, hampir tidak ada statemen yang ada di buku Institute of Christian religion bisa digeser oleh filsafat. Satu-satunya perkara yang membuat kita tahan uji adalah sungguh-sungguh jujur, meski adakalanya orang jujur tidak disenangi semua orang, tapi puluhan bahkan ratusan tahun kemudian, you will win people's heart, you will win history. Inilah bijaksana: to be respected is not rob but gain, Orang yang hanya menuntut profit, tidak segan-segan menggunakan tipu muslihat, dia bukan orang bijak. Orang bijak tahu menjaga kemurnian diri, karena pure, genuine, no deception, honesty, sincerity membuatnya dipercaya, dihormati.
9. ay.18, kalau kau melakukan kebenaran, kau menuai buah kebenaran, kau perlu menanamnya sebagai benih guna mendamaikan orang. Siapakah pendamai? Orang yang bijaksana. Menggosip, membuat orang berselisih adalah benih iblis yang mengacaukan tubuh Kristus. Mari kita berjanji pada Tuhan: Lord, make me a peace maker. Dr. Andrew Gin mengingatkan: saat kau membesuk orang yang sedang mengadu, mengeritik, hendaklah kau tutup mulut. Ada orang yang kelihatannya rajin membesuk ternyata hanya menggosip. Berbahagialah orang yang bisa mendamaikan orang. Caranya: menanam benih. Benih apa? Benih dari buah. Buah apa? Kebenaran. Orang Kristen perlu belajar menyelesaikan semua masalah dengan damai. Mulai kapan? Sekarang. Mulai dari mana? gereja. Ingat: hanya ada dua cara untuk membereskan orang yang kau benci: menghantamnya atau mengirim anakmu mati baginya. Cara yang Allah pakai adalah mengirim anakNya mati bagi musuhNya, menggerakkan musuhNya bertobat, dan terciptalah damai. Memang tidak gampang, tapi itulah bijaksana sorgawi. Kiranya Tuhan mendidik kita, karena kita perlu terus menerus belajar. sampai Kristus datang kembali.
(Ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - EL)
<< Home