Mendengar dan Melakukan Firman (1)
Yakobus 1: 21 - 24
Kapanpun kita membaca surat Yakobus, jangan kita lupakan dua perkara: surat ini ditujukan pada orang Yahudi, juga ditujukan pada orang Kristen, agar tidak lupa untuk melakukan firman. Karena Yakobus bukan berbicara tentang doktrin iman, melainkan berbicara tentang mengaplikasikan iman yang kita dapat lewat firman yang kita dengar ke dalam hidup sehari-hari. Jika kita hanya mementingkan kelakuan sampai melupakan anugerah keselamatan, kita menyimpang dari doktrin yang benar. Sebaliknya, jika kita hanya mementingkan iman tapi mengabaikan hal melakukan firman, kita menyia-nyiakan anugerah. Sola gratia, sola scriptura, sola fide mengantar kita ke gerakan Reformed, kita tahu, seorang diselamatkan bukan karena jasa perbuatan, Taurat, melainkan karena anugerah Tuhan yang berada di luar Taurat namun tidak bertentangan dengan Taurat, yang melampaui Taurat namun ditopang oleh Taurat. Karena kita beriman pada Tuhan yang menjanjikan hidup kekal pada umat pilihanNya, dimulai dari Abraham. Dia dibenarkan, 430 tahun sebelum orang Israel mengenal Taurat yang Tuhan berikan lewat Musa, sebelum Tuhan memerintahkan dia dan semua keturunannya disunat. Maksudnya: status pembenaran yang Tuhan beri melampaui Taurat, sunat, syariat agama maupun kelakuan manusia. Bible leaves no room for human merit in inheriting salvation, itu sebabnya, Yesus berkata: Aku datang bukan mencari orang benar, melainkan mencari orang berdosa. Sepertinya. statemen itu membagikan manusia ke dalam dua kategori: orang benar dan orang berdosa. Sesungguhnya, semua orang telah berdosa, hanya saja, ada orang berdosa yang menyadari dirinya berdosa, ada yang tidak menyadari dirinya berdosa. Berbahagialah orang yang menyadari dirinya berdosa, dia akan datang pada Juruselamatnya, minta tolong padaNya. Kepadanya Yesus berkata: Aku datang memanggil orang berdosa untuk bertobat
Surat Yakobus punya ciri khas, yang tidak dimiliki oleh kitab-kitab lain di Alkitab:
1. mengingatkan orang Yahudi, kamu punya kelakuan? Kelakuanmu sama dengan kelakuan orang yang belum diselamatkan: menjadikan kelakuan sebagai kualifikasi dari keselamatanmu, sementara orang yang sudah diselamatkan memandang kelakuan sebagai manifestasi dari keselamatannya; not the qualificafion. but the manifestation of salvation.
2. mengingatkan orang Kristen, jangan karena kamu sudah diselamatkan, tidak merasa perlu berkelakuan baik. Perhatikan: saya tidak akan membahas ayat-ayat di Yakobus bagai mengajar anak-anak SD, karena untuk mengerti firman, kita butuh pengertian organik — sistem hidup. Karena firman adalah the word of life, the living word of the living God. Setiap kalimat-nya punya relasi integratif yang relevan satu dengan yang lain, menyingkapkan hidup yang dari Tuhan, melengkapi hidup kita men-adi mirip denganNya. Minggu lalu, kita sudah membahas soal “cepat-cepat mendengar, lambat berkata-kata, lambat marah” bukan soal kecepatan. seperti orang yang belajar membaca cepat. Banyak pemikir yang saya kenal, bahkan saya sendiri, membaca dengan sangat pelan: satu kalimat dipikirkan secara mendalam, bahkan kadang butuh waktu 10 tahun untuk bisa mengerti secara tuntas. Maka “cepat-cepat mendengar” ini menyangkut dua perkara:
1. raih kesempatan yang ada untuk mendengar dengan seksama. Banyak orang berkata: pak Tong, sayang, saya mengerti firman terlalu lambat, kesempatan saya mendidik anak-anak sudah berlalu. Apa yang mereka katakan itu benar, maka setiap ada kesempatan mendengar firman, dengarlah dengan seksama. Saya merasa kecewa sekali, karena animo jemaat di MRI-MRI(Majelis Reformed Injili) untuk studi di sekolah Alkitab malam jauh lebih besar dari jemaat GRII(Gereja Reformed Injili Indonesia) pusat. Padahal sekolah itu didirikan untuk anda agar bisa studi. Saya tak tahu lagi harus berbuat apa untuk menyadarkan anda, bahwa anda perlu
belajar lebih banyak. Karena saat kita menghadap Tuhan, Dia akan bertanya, Aku telah memberimu begitu banyak kesempatan, firman, berapa banyak yang sudah kau manfaatkan?
2. mengerti firman Tuhan sedini mungkin, hidupmu pasti akan menjadi berbeda sekali. Apa maksudnya mengerti firman Tuhan sedini mungkin, tapi lambat berkata-kata, lambat marah? Reaksimu terhadap firman Tuhan harus bisa kau pertanggungjawabkan. Orang yang setelah mendengar firman langsung menolak, menertawakan, marah adalah orang bodoh, karena firman Tuhan bersifat paradoks, sehingga waktu kali pertama kau mendengamya, mungkin kau rasa tidak sejalan dengan konsepmu. Ada orang yang mendengar khotbah di GRII dua kali lalu kabur, alasannya: “khotbahnya terlalu sulit, tidak mengerti” “pak Tong terlampau sombong sering menegur orang” “khotbahnya terlalu panjang”Memang, GRII mempertanggungjawabkan mimbarnya pada Tuhan, setia pada Alkitab. The church and the Sunday service is not a place of entertainment, jadi, siapkanlah hatimu, duduk dan dengarlah firman Tuhan dengan penuh hormat, lambat sedikit bereaksi. Waktu saya membaca tulisan Nietzche, khususnya kritikannya terhadap Kristus, barulah saya tahu: orang pintar seperti dia. ternyata begitu bodoh: salah kaprah pengertian Alkitabnya. Seorang yang salah mengerti, tak mungkin bisa memberikan reaksi yang objektif, dia tidak berhak memberi nasihat. Banyak hal yang bermutu, khususnya musik dan lukisan. pada awalnya tidak diterima dengan baik. Waktu kau melihat lukisan Picasso, Pissarro, Sisiey. Cauguin van Gogh, kau tidak menyukainya, karena lukisannya tidak cocok dengan lukisan indah yang ada di konsepmu. Begitu juga dengan musik, gubahan Stravinsky: Petrouchka. waktu pertama kali dipentas-kan di kota Paris, penonton melemparkan sepatu, kursi, sambil berteriak “penipu, musik apaan ini, hanya menghabiskan waktu dan uangku saja” sambil meninggalkan tempat itu. Menyaksikan kejadian itu, Stravinsky kabur lewat sebuah jendela kecil. Semalaman dia berputar-putar di kota Paris, pagi harinya, dengan linangan air mata dia berkata, habislah masa depanku. Tapi 30 tahun kemudian, dia diakui sebagai pelopor musik abad ke-20 yang paling agung. Begitu juga dengan Yesus, ketika di dunia. kata-kataNya tidak diterima oleh orang-orang Farisi yang berpikir: kami tahu Kitab Suci. Siapa gerangan Kau? Musa berkata, jangan minum darah. tapi Kau berkata: barangsiapa tidak minum darahKu, dia tidak beroleh hidup. Kau bidat! Dan karena ucapanNya itu. banyak orang meninggalkan Dia. Dari kurang lebih 12.000 orang yang Dia beri makan (ini adalah perkiraan saya, kalau jumlah pria ada 5.000 orang, jumlah wanita mungkin 5.000 orang. anak-anak 2.000 orang) sisa 12 orang yang tinggal. Mengapa? Karena FirmanNya tidak mudah didengar. Tapi kata Petrus. aku akan terus mengikutMu, because You have the word of the etemal life. Jadi, cepat-cepat mendengar, tapi jangan sembarangan bereaksi. Karena Tuhan adalah Tuhanmu, Pemilikmu, Penciptamu, Penebusmu, Penguasa hidupmu. Ingat: man is not what he thinks. man is not what he eats. man is not what he gains. man is not what he behaves. man is not what he feels. man is what he reacts before God. Tuhan berfirman, Aku memanggilmu sepanjang hari, tapi kau mengabaikanKu (Yes.67), apa sebabnya? Reaksi manusia berada di bawah wrong; false freedom, maka dia memberikan wrong reaction to God. Mari kita belajar bagaimana berespon terhadap firman. Tujuh alasan yang membuat manusia menolak firman Tuhan:
1. konsep firman Tuhan berbeda dengan konsepnya. 2. kebudayaan mewariskan sistem pemikiran yang bertentangan dengan firman kepadanya. 3. dosanya ditegur. 4. diracuni oleh ideologi anti Kristen yang beredar di. masyarakat. 5. kesalahan gereja Kalau ada majelis atau jemaat menggelapkan uang orang, orang yang dirugikan itu sebelum mendengar firman sudah memberontak. 6. pengkhotbah yang sangat tidak masuk akal mengakibatkan pendengarnya melawan kekristenan. 7. mata pencaharian seseorang yang tidak sesuai dengan firman ditegur, dia merasa tersinggung dan melawan. Alkitab mencatat: waktu Paulus menyerukan orang berpaling pada Allah yang sejati, para pembuat patung berhala merasa usahanya terusik. lalu bersatu untuk melawan, seru mereka: si pengacau dunia telah datang ke Efesus.
Kalau apa yang kau dengar adalah kebenaran; firman Tuhan, tapi kau melawannya, itu tandanya kau membenci kebenaran, kau berpihak pada musuh Tuhan. Itu berbahaya sekali. Maka Yakobus mengingatkan, cepat-cepat mendengar, lambat berkata-kata. lambat marah. Seorang yang marah untuk menyatakan dirinya benar, tak mungkin menilai apa yang didengarnya secara obyektif. Saat Imam Besar bertanya “apakah Kau Anak Allah?” sebenamya merupakan kesempatan baik untuk mennpertemukan old traditional Jewish thought and new revelationary thought of Jesus Christ, tapi karena mereka sudah pandang kontradiktori itu sebagai ancaman bagi kebudayaan Yahudi, mereka diperhadapkan pada alternatif: menyelamatkan kebudayaan Yahudi dan memusnahkan Yesus atau menerima Yesus Kristus dan memusnahkan kebudayaan Yahudi. Dan mereka memutuskan untuk mengenyahkan Yesus. Jadi, apa yang membuat mereka marah? Firman yang mereka dengar: kata Yesus, Aku menyatakan kebenaran padamu, itukah sebabnya kamu membunuhKu? Cepat-cepat mendengar. pelan-pelan berkata-kata, pelan-pelan marah, karena reaksimu pada Tuhan adalah the crucial moment, you should responsible in reacting to God’s word spoken to you. Ay. 22. filsafat Tionghoa abad ke-20 punya satu pembahasan yang seru: mana yang lebih mudah: mengetahui atau melakukan? Dua-duanya susah — jawaban yang paling mudah. Tapi pertanyaannya: mana yang lebih mudah? Tergantung di dalam hal apa: mengerti secara rasional itu mudah. tapi mengerti lewat eksperimen tidaklah mudah. Mengerti secara teoritis itu gampang, tapi mengerti sampai tuntas perlu terjun menerjang bahaya. Jadi, what kind of understanding? To understand is easy, but to apply is very difficult. Mana yang lebih gampang: mendengar atau mengerti? Ada satu kalimat penting yang mensinkronkan kedua-nya, yang Yesus ucapkan di Yoh.7:17, barangsiapa berniat menjalankan kehendak Allah, dia pasti akan mengerti. Sungguh mengagumkan: hal yang diperdebatkan selama ratusan tahun dan belum bisa diselesaikan oleh filsafat Tionghoa diselesaikan oleh Yesus hanya dengan satu kalimat: jalankan dulu maka kau akan mengerti. Jadi, kalimat-kalimat di Alkitab kelihatannya sederhana, namun punya arti yang jauh lebih dalam dari semua sistem filsafat yang begitu rumit. Banyak orang ingin tahu kehendak Allah, tapi orang hanya mungkin mengerti kehendak Allah. kalau dia berniat sungguh-sungguh berjanji pada Tuhan: I want to do Your will. Maka, will memang sangat berperan. Waktu saya berusia 20-an tahun, saya membaca tulisan Nieizsche “will to power” lalu saya berkata, I am the one, will to power, not you, yang saya inginkan bukan kuasa dunia yang sementara, melainkan kuasa Tuhan, untuk melakukan sesuatu yang kekal. Setiap orang Kristen harus punya will to power, karena Tuhan sudah berjanji: the Spirit will pour upon you, and you gain the power to be My witness from Jerusalem to the utmost part of the world. Dr. Howard saat menjemput saya di bandar udara Adelaide berkata: berdoalah bagi kota di Australia Selatan, yang sempat dijuluki the city of churches, sekarang, banyak gedung gereja berubah menjadi kasino, walikotanya seorang homoseks. Siapa yang mau berkata, Tuhan, pakailah saya. Saya memang sibuk, tapi saya mau menerjunkan diri agar my will return to Your will?
Hanya ada satu rahasia untuk mengetahui kehendak Allah: betul-betul jujur, mau melakukan kehendakNya. Apa kesulitannya? Siapapun sanggup membayar bisa studi di sekolah teologi, tapi setelah punya pengetahuan tidak mau melakukan. Karena tidak dituntut. Baikkah kalau pebisnis besar punya pengertian teologia? Baik. Karena teologi bukan monopoli seminari. Tapi kalau setelah mereka tahu hanya mau menjadi pengeritik pendeta, merasa diri hebat dan menghina gereja Tuhan, itu adalah malapetaka. Perhatikan: kau bukan hanya dituntut mendengar firman tapi juga melakukan firman. Saya membagi Firman ke beberapa lapisan: ada firman yang tidak bisa dilakukan, ada firman yang harus dilakukan, ada firman yang sulit dilakukan, tapi pada saat tertentu harus dilakukan dengan ketat. Contohnya doktrin Allah Tritunggal, sesudah kita dengar tentu tidak bisa kita lakukan, bukan? Tetapi semangat kerja sama antar Oknum Allah Tritunggal adalah dasar komunitas manusia. Bagian itu bisa kita jalankan. Jadi, bagian yang bisa dilakukan harus kita lakukan, bagian yang tidak bisa dilakukan, ya kita imani saja. Untuk melakukan masih ada satu aspek: fighting, you apply it in your fighting spirit, fighting experience, spirit warfare for the Kingdom of God. Sebagai orang Kristen, saya tidak lebih dari anda, tapi Tuhan memberi saya lebih banyak bakat, visi yang besar, itulah yang memacu saya untuk bekerja dan bekerja. Karena kepada yang diberi banyak akan Tuhan tuntut banyak — prinsip adil di Alkitab. The Biblical justice is the justice of responsibility, justice of quantity given. Sangat berbeda dengan konsep adil yang dibahas oleh Plato, filsafat Gerika atau semua pemikiran manusia biasa. Kita diberi banyak, karena kita dipercaya. Celakalah orang yang berkata saya tidak punya waktu sementara dia membuang begitu banyak waktu untuk hal lain! Biar kita jujur pada Tuhan, menata hidup kita kembali, agar bisa menggunakan anugerah Tuhan semaksimal mungkin, karena kita harus memperhitungkannya di hari penghakiman.
Firman punya fungsi mengoreksi moral, kalau kau sudah mendengar firman “hidupmu harus suci” tapi hidupmu tetap najis, apa yang Yakobus katakan di sini? Bagaikan orang yang melihat dirinya di depan cermin, lalu pergi, melupakan kekurangan yang dia temui di cermin. Kadang saya ingin bertanya, anda sudah mendengar khotbah di GRII 2 bulan. 2 tahun, 5 tahun,
10 tahun berapa banyak kebiasaanmu, tabiatmu, sifatmu, keinginanmu yang jelek.... yang sudah kau buang? Kalau hidupmu terus diperbaharui, itu tandanya gereja ini diberkati Tuhan. Saya mengatakan pada para pendeta, gereja ini paling sedikit mengalami dua gejala yang tidak sehat: 1. jumlah pendeta semakin banyak tapi jumlah orang yang dibaptis semakin sedikit. 2. semakin banyak orang mendengar khotbah tapi semakin sedikit orang rela berkorban menjadi majelis. Untuk itu, kita perlu bertobat, minta pengampunan Tuhan. Itu sebabnya, saya minta semua or-ang berlutut di hadapan Tuhan, minta pengampunan dariNya, minta kuasaNya, minta pembaharuan. api roh yang baru. minta Tuhan bekerja di hati kita.
(ringkasan khotbah ini belum diperiksa oleh pengkhotbah —EL)